PERCOBAAN DUA SENYAWA
TERPENOID ALKOHOL DARI
RIMPANG LENGKUAS MERAH
Proses Fraksinasi
dilakukan dengan beberapa metode diantaranya
Kromatografi Vakum Cair
(KVC). Sebanyak 15,0 g sampel dilarutkan ke
dalam 15 mL n-heksana
diteteskan sedikit-sedikit ke silika impreg, diaduk sampai homogen selanjutnya dikeringkan
dan dimasukkan ke dalam kolom kemudian diratakan. Elusi diawali dengan pelarut
non polar (n-heksana) dilanjutkan dengan kombinasi pelarut dengan polaritas
meningkat (metilen klorida, etil asetat, terakhir metanol). Masing-masing
pelarut dimasukkan ke dalam kolom secara perlahan-lahan, kemudian dihisap
dengan pompa vakum. Masing-masing fraksi ditampung dalam wadah terpisah
sehingga menghasilkan 30 fraksi. KVC dilakukan sekali lagi untuk ekstrak
sisanya (16,6 g). Semua fraksi diamati pola senyawanya dengan KLT.
Spektra IR senyawa 1 menunjukkan
adanya sistem alifatik (bilangan gelombang 2849,3 dan 2918,9 cm-1) dan tidak
ada gugus aromatik (bilangan gelombang sekitar 3000 cm-1).
Mengandung gugus NH atau
OH (bilangan gelombang 3210,9 dan 3330,8
cm-1). Kemungkinan
senyawa ini golongan alkaloid. Oleh karena itu coba dibuktikan dengan uji
Dragendorff, Meyer dan Wagner. Semua uji alkaloid ini tidak terbentuk endapan
atau negatif alkaloid. Jadi dapat disimpulkan bahwa senyawa 1 termasuk golongan
terpenoid yang mengandung gugus alkena dan gugus hidroksil (alkohol).
Spektrum inframerah (IR)
senyawa 2 mengandung gugus alifatik (bilangan gelombang 2957 cm-1, 2935 cm-1,
2902 cm-1, 2891 cm-1 dan 2866 cm- 1) dan tidak ada gugus aromatik
(bilangan gelombang
sekitar 3000 cm-1). Hal ini juga didukung oleh data spektrum UV. Senyawa 2
mengandung gugus NH atau OH (bilangan gelombang 3269,3 cm-1) dan terdapat
ikatan C-O atau C-N pada bilangan gelombang 1059 cm-1. Senyawa 2 juga mempunyai
gugus dimetil geminal pada bilangan gelombang 1377,2 dan 1462,1 cm-1 yang merupakan
ciri khas senyawa golongan terpenoid. Hal ini juga sesuai dengan data KLT bahwa
senyawa 2 tidak berpendar di bawah lampu UV tetapi tampak noda jika disemprot
dengan CeSO4 dalam H2SO4 2N setelah dipanaskan. Dapat dipastikan bahwa gugus
yang terdapat dalam senyawa 2
Berdasarkan pada hasil penelitian
yang telah dilakukan ini dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa senyawa 1 dan
2 yang berhasil diisolasi dari rimpang lengkuas merah adalah
golongan terpenoid alkohol.
“kutipan
n-heksan”
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14
(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3).
Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana
dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang
menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan
sering digunakan sebagai pelarut
organik yang inert. Heksana juga umum
terdapat pada bensin dan lem sepatu,
kulit dan tekstil.
Ini salah satu
artikel yang saya baca pada umumnya beberapa artikel y saya melihat /
membuktikan bahwa sisuatu tumbuhan memiliki senyawa / struktur terpenoid,
mereka menggunakan n-heksan, y saya tanyakan kenapa harus n- heksan duluan??? Sedangkan
saya baca lagi pada suatu artikel n- heksan tersebut tidak reaktif??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar