Minggu, 01 Desember 2013

PENENTUAN STRUKTUR ALKALOID DALAM DAUN PEPAYA


PENENTUAN STRUKTUR ALKALOID DALAM DAUN PEPAYA
ALAT YANG DIGUNAKAN
1.       Neraca analitik Lumpang dan alu Labu erlenmeyer
2.       Kertas saring Kertas saring Rak dan tabung reaksi
3.       Gelas ukur Gelas kimia Corong dan gelas kimia
4.       Plat tetes

BAHAN YANG DIGUNAKAN
*      HCl pekat Pereaksi mayer Pereaksi hager
*      Pereaksi dragendroff Pereaksi wagner

Uji Alkoloid
*      Menambahkan kloroform amoniak
*      Dibagi dalam 2 tabung
*      menambahkan H2SO4 Di uji dengan pereaksi
Hager
*      Memasukkan kedalam plat tetes,
*      Masing-masing diuji dengan pereaksi:
dragendroff, mayer, wagner

HASIL PENGAMATAN

Ø  Pembuatan Ekstrak Daun Pepaya
Perlakuan Hasil pengamatan
*      Daun pepaya ditumbuk hingga halus
*      sampel diukur sebanyak 10 gr
*      dimaserasi dengan metanol sebantak 43 mL dalam erlenmeyer selama 1 jam
*      disaring
*      Filtrat : warna hijau tua
residu

Ø  Uji Alkoloid
Perlakuan Hasil pengamatan
*      Residu + kloroform amoniak
*       residu + kloroform amoniak + H2SO4
*      residu + kloroform amoniak + pereaksi hager
*       residu + kloroform amoniak + H2SO4 + pereaksi dragendrof
*      residu + kloroform amoniak +H2SO4 + pereaksi mayer
*      residu + kloroform amoniak + H2SO4 + pereaksi wagner Larutan berwarna hijau tua
larutan tetap berwarna hijau tua
*      terjadi warna kuning muda dan terdapat endapan hitam
*      warna coklat muda dan terdapat endapan
*      warna hijau muda dan terbentuk endapan coklat tua
*      terjadi warna coklat tua dan endapan coklat tua

Ø   PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini kita menggunakan metode uji fitokimia. Dalam uji fitokimia ini kita menggunakan Alkaloid. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.
Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan zat-zat kombinasi fitokimia ini di dalam tubuh manusia memiliki fungsi tertentu yang berguna bagi kesehatan. Kombinasi itu antara lain menghasilkan enzim-enzim sebagai penangkal racun (detoksifikasi), merangsang sistem pertahanan tubuh (imunitas), mencegah penggumpalan keping-keping darah (trombosit), menghambat sintesa kolesterol di hati , meningkatkan metabolisme hormon, meningkatkan pengenceran dan pengikatan zat karsinogen dalam liang usus, menimbulkan efek anti bakteri , anti virus dan anti oksidan, mengatur gula darah serta dapat menimbulkan efek anti kanker.
Dalam uji fitokimia ini pada pecobaan ini kita menggunakan uji alkaloid pada daun pepaya. Uji alkaloid adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang mengandung atom N didalam intinya dan bersifat basa, karena itu dapat larut dalam asam-asam serta membentuk garamnya, dan umumnya mempunyai aktifitas fisiologis baik terhadap manusia ataupun hewan. Uji flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan

Pada percobaan ini langkah awal yang dilakukan adalah menumbuk atau menghaluskan daun pepaya menggunakan lumpang dan alu. Setelah halus ditimbang sebanyak 10 gr. Kemudian memaserasi dengan terlebih dahulu kita menambahkan methanol sebanyak 43 mL dalam labu Erlenmeyer selama satu jam. Kemudian disaring. Setelah penyaringan dilakukan kita mendapatkan residu dan filtrat yang berwarna hijau tua.
Langkah selanjutnya yang kita lakukan adalah memanasakan filtrat beberapa menit, dan mengukur sebanyak 1 mL dalam tabung reaksi.

Ø   Dimana uji alkaloid, langkah awal yang dilakukan adalah menambahkan residu dengan kloroform amoniak larutan berubah menjadi warna hijau tua. Selanjutnya membagi kedua larutan tersebut kedalam dua tabung reaksi. Pada tabung reaksi yang pertama kita memasukkannya kedalam plat tetes. Dan kita menjadikan 1 lubang pada plat tetes sebagai larutan control. Selanjutnya menambahkan pereaksi hager dan terjadi perubahan warna pada campuran larutan yaitu berubah menjadi warna kuning muda dan terbentuk endapan hitam.
Selanjutnya untuk tabung reaksi yang kedua kita menambahkan larutan H2SO4. Setelah kita tambahkan ternyata tidak terjadi perubahan warna yaitu tetap hijau tua. Selanjutnya kita memasukkan larutan tersebut kedalam plat tetes sebanyak 3 lubang. Pada lubang pertama kita menambahkan larutan tersebut dengan pereaksi Dragendroff, warna berubah menjadi coklat muda dan terdapat endapan. Pada lubang kedua kita menambahkan dengan pereaksi Mayer, warna berubah menjadi hijau muda dan terdapat endapan coklat tua. Kemudian pada lubang terakhir kita menambahkannya dengan pereaksi Wagner dan kembali terjadi perubahan warna yaitu coklat tua dan endapannya pun coklat tua. Karena semua larutan dalam lubang bereaksi ketika ditambahkan dengan pereaksi-pereaksinya. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa pada sampel tersebut itu juga positif (+) mengandung alkaloid.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada sampel (daun papaya) terdapat senyawa bernitrogen yang bersifat basa dan heterosiklik serta banyak atom-atom karbon yang kesemuanya itu dapat berguna pada kehidupan sehari-hari manusia baik bidang farmasi, perikanan, maupun pengobatan. Karena memang daun papaya banyak kegunaannya dalam aktivitas manusia. Namun kita juga tidak mengesampingkan bahwa alkaloid juga banyak sekali kegunaannya. Seperti antiseptic, antikanker, antikatarak, antiinflamasi, anti penuaan, anti demensia, anti kolesterol, antistroke, penjaga fungsi paru-paru dan masih banyak lagi.
Permasalahan saya disini : pada percobaan dimana pada lubang pertama ditambahkan larutan tersebut dengan pereaksi Dragendroff, warna berubah menjadi coklat muda dan terdapat endapan. Pada lubang kedua ditambahkan dengan pereaksi Mayer, warna berubah menjadi hijau muda dan terdapat endapan coklat tua. Kemudian pada lubang terakhir ditambahkan dengan pereaksi Wagner dan kembali terjadi perubahan warna yaitu coklat tua dan endapannya pun coklat tua. Yang jadi masalah saya disini kenapa dengan masing-masing warna dan endapannya tersebut kita dapat menentukan bahwa daun pepaya tersebut positif alkaloid, bagaimana ikatannya dengan senyawa alkaloid???

2 komentar:

  1. Saya akan mencoba menanggapi permasalahan Anda
    Perbedaan warna yang berbeda- beda dengan reagen yang berbeda-beda pula. Berdasarkan pengetahuan saya, apabila dalam suatu sampel terdapat senyawa alkaloid ketika diuji dengan reagen spesifik seperti Dragendorf, Meyer dan Wagner. Ketiga reagen tersebut akan memberikan perubahan warna spesifik yang menandai terdapatnya senyawa alkaloid.
    Misalnya pada pengujian sampel yang mengadung alkaloid menggunakan reagen Meyer, Pada uji pereaksi meyer dihasilkan (+) alkaloid, apabila terbentuk endapan putih. Dimana pereaksi meyer bersifat elektrofilik (Hg2+), mengadisi atom C no 2, dimana terlebuh dahulu K2HgI4 terlarut dalam air secara reversibel dengan mensorvasi asam iodida + KI + HgO. Hg2+ dari HgO membentuk kompleks dengan dua molekul kolid sebagai endapan putih.

    BalasHapus
  2. saya akan mencoba menjawab permasalahan anda, kenapa dengan masing-masing warna dan endapannya tersebut kita dapat menentukan bahwa daun pepaya tersebut positif alkaloid, berdasarkan literatur yg sy baca untuk meguji adanya senyawa alkaloid, spt yg kita ketahui utk identifikasi alkaloid,
    Alkaloid dalam larutan netral atau sedikit asam jika ditambah pereaksi terbentuk endapan kristal atau amorf.
    · Dengan pereaksi Mayer (larutan Merkuri Iodida) => endapan krem
    · Dengan pereaksi Wagner (larutan Yodin dalam Kl) => endapan merah coklat
    · Dengan pereaksi Hager (larutan asam pekrat jenuh) => endapan kuning
    · Dengan pereaksi Dragendorf (larutan KBi Yodida) => endapan
    tapi jika Pada uji alkaloid dengan menggunakan uji pereaksi meyer (kalium tetraiodo merkurat) dan pereaksi gragendorf (kalium tetraiodo bismulat).
    a. Pada uji pereaksi meyer dihasilkan (+) alkaloid, apabila terbentuk endapan putih. Dimana pereaksi meyer bersifat elektrofilik (Hg2+), mengadisi atom C no 2, dimana terlebuh dahulu K2HgI4 terlarut dalam air secara reversibel dengan mensorvasi asam iodida + KI + HgO. Hg2+ dari HgO membentuk kompleks dengan dua molekul kolid sebagai endapan putih.
    b. Menggunakan pereaksi dragendrof (kalium tertaiodo bismutat) hasilnya (+) alkaloid apabila terbentuk endapan hijau atau hitam. jadi warnanya berbeda-beda tergantung dengan larutan apa yang dijadikan sebagai sampel utk di uji alkaloidnya.

    BalasHapus