Uji Flavonoid
Sebanyak 1 g
ekstrak daun ketepeng, daun rumput mutiara,
daun pegagan, daun rumput teki,
daun iler dan daun
waru, dari masing-masing sampel ditambahkan etanol
95%. Kemudian dipanaskan. Lapisan atas dipipet
dan ditambahkan dengan HCl pekat 2 N dan serbuk
Mg. Flavonoid : munculnya warna merah
(Worotikan dalam Suryanto, 2007).
Penentuan Kandungan Total Flavonoid
Prosedur penentuan
kandungan total flavonoid menggunakan metode
Meda, et al. (2005). Sebanyak 0,25 g stok ekstrak
daun waru, daun ketepeng, daun rumput mutiara, daun
rumput teki dan daun iler masing-masing ditambahkan
dengan 1 mL AlCl3 yang telah dilarutkan
dengan etanol 80%, kemudian divortex selama 20
detik dan dibaca pada panjang gelombang 415 nm. Penentuan
flavonoid dinyatakan sebagai ekuivalen kuersetin
dalam mg/kg ekstrak. Kurva kalibrasi dipersiapkan
pada cara yang sama menggunakan
kuersetin sebagai standar.
Uji Kandungan Flavonoid
Hasil uji skrining flavonoid
dari enam ekstrak yang diperoleh menunjukan
bahwa kelima ekstrak (daun ketepeng,
daun pegagan,daun iler, daun rumput mutiara dan
rumput teki) positif mengandung flavonoid dengan
indikasi beberapa perubahan warna setelah ditambahkan beberapa pereaksi
flavonoid seperti yang
dipaparkan pada Tabel 2.
Hasil skrining flavonoid
pendahuluan terhadap ekstrak kental
etanol daun ketepeng, daun iler, daun pegagan, rumput teki, daun mutiara dan
daun waru, pada daun ketepeng,
daun pegagan, daun iler, rumput teki positif mengandung flavonoid dengan kemungkinan kandungan utamanya dalah flavonoid. Sedangkan, pada daun waru negatif tidak mengandung flavonoid
berarti kemungkinan pada daun waru kandungan utamanya alkaloid dan lain sebagainya.Karena
flavonoid tidak selamanya terdapat pada tumbuhan. Hal ini di lihat secara kualitatif
dari intensitas warna yang timbul setelah ditambahkan beberapa pereaksi anatar
lain etanol 95%, HCl pekat dan bubuk Mg untuk deteksi senyawa golongan
flavonoid.
Uji Total Flavonoid
Analisis kandungan
total flavonoid dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan flavonoid
yang terdapat pada ekstrak daun ketepeng, daun pegagan, daun iler, daun rumput
mutiara, daun waru dan rumput teki. Penentuan kandungan total flavonoid
dinyatakan sebagai kuersetin mg/mL.Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa kandungan
flavonoid tertinggi terdapat pada daun ketepeng dengan konsentrasi 50% yaitu
26.8633 mg/mL. Sedangkan, yang kandungan flavonoid terendah terdapat pada daun
waru dengan konsentrasi 50% yaitu 1.4246 mg/mL.
Analisis Flavonoid Menggunakan
Spektrofotometry
UV-VIS Analisis kandungan total flavanoid dari ekstrak daun ketepeng, daun
pegagan, daun rumput mutiara, daun iler, daun waru dan daun rumput teki menggunakan
spektrofotometer UV-VIS λ = 200-400 nm dalam 200 ppm dapat dilihat pada spektra
pada Gambar 2. Berdasarkan analisis spektra pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa
pada kurva; (A) Daun iler panjang gelombang maksimum yaitu 205 nm dan dapat
dilihat pada pita I 300 nm dan pita II 250 nm positif mengandung flavonol. Data
(B) daun rumput mutiara panjang gelombang maksimum 205 nm dan dapat dilihat
pada pita I 305 nm dan pita II 260 nm positif mengandung flavonol. (C) daun
ketepeng panjang gelombang maksimum 205 nm dan dapat dilihat pada pita I 330 nm
dan pita II 276 nm positif mengandung flavonol. (D) daun pegagan panjang gelombang
maksmum 205 nm dan dapat dilihat pada pita I 310 nm dan pita II 265 nm positif
mengandung flavonol. (E) rumput teki hanya terdapat I pita yaitu 295 nm positif
mengandung flavon. (F) Begitupun dengan daun waru hanya terdapat I pita yaitu
290 nm positif mengandung flavon. Markham (1988) bahwa data spektrum untuk
senyawa flavonoid golongan flavonol memberikan serapan pada daerah 300-400 nm
untuk pita I, 260-300 untuk pita II. Sedangkan, senyawa flavonoid golongan
flavon terdapat pada 200-295 nm.
permasalahan saya disini: seperti kita ketahui bahwa data spektrum untuk senyawa flavonoid golongan flavonol memberikan serapan pada daerah 300-400 nm untuk pita I, 260-300 untuk pita II. Sedangkan, senyawa flavonoid golongan flavon terdapat pada 200-295 nm. Dengan daya serapan yang berbeda apakah dia juga memiliki struktur yang berbeda tolong jelaskan??
ya karena setiap daya serap yang berbeda menujukkan gugus yang berbeda yang mengindikasi perbedaan struktur.
BalasHapusjelas berbeda, karena daya serap pada spektroskopi UV menentukan konjugasi aromatik dan ikatan rangkap. dan pada tiap materi memiliki energi yang berbeda-beda dan juga daya serap materi itu juga tentu berbeda-beda. sehingga jika daya serap nya berbeda pasti gugus nya juga berbeda.
BalasHapus