Isolasi Golongan Flavonoid Pada Daun Dandang Gendis
Tahap isolasi dilakukan untuk mengambil
senyawa golongan flavonoid dari ekstrak etanol serbuk daun dandang gendis.
Golongan senyawa flavonoid diisolasi karena memiliki efektivitas sebagai senyawa
antioksidan. Sifat antioksidan ini dapat terlihat dari efektivitas senyawa flavonoid
dalam menangkap radikal bebas. Efektivitas senyawa tersebut sangat bergantung
pada struktur kimia dan
substitusi
gugus-OH yang dimilikinya.
Senyawa flavonoid dipisahkan dari
ekstrak etanol 70% dengan cara ekstraksi cair-cair. Sebelum dilakukan pemisahan
terhadap senyawa flavonoid terlebih dahulu dilakukan penghilangan lemak yang
mungkin saja ikut terekstrak dalam ekstrak etanol 70%, yaitu dengan partisi
menggunakan n-heksana. Ekstrak etanol 70% yang bebas lemak kemudian dihidrolisis
menggunakan asam. Hidrolisis ini dilakukan untuk memecah ekstrak menjadi
glikosida dan aglikonaglikon flavonoid. Aglikon flavonoid dipisahkan dari
fraksi gulanya dengan partisi menggunakan etilasetat (Markham 1988). Ekstrak
etilasetat kemudian dilakukan uji golongan flavonoid (Tabel 4) untuk memberikan
informasi jenis senyawa flavonoid secara kualitatif pada ekstrak tersebut.
Hasil uji menunjukkan warna krem dan kuning ketika ditambahkan pereaksi CH3COOPb
dan NaOH, sehingga dapat diketahui ekstrak tersebut positif terhadap flavon dan
flavonol (Gambar 7).
Ekstrak etilasetat sebanyak 0,5243 g dipisahkan
menggunakan kolom
kromatografi
dengan silika gel kolom sebagai fase diam dan eluen sebagai fase
geraknya.
Fraksi yang diperoleh dari pemisahan ini berjumlah 364 fraksi. Fraksifraksi yang
memiliki noda dan Rf yang sama digabungkan kemudian diuapkan hingga pekat dan
ditimbang bobotnya. Fraksi (F) yang diperoleh dari nilai Rf dan noda yang sama
berjumlah 4 fraksi (Gambar 9). Bobot keempat fraksi tersebut secara berurutan adalah
0.0281, 0.1389, 0.0479, dan 0.2084 g dengan nilai rendemen setiap fraksi secara
berurutan sebesar 5.36, 26.49, 9.14, dan 39.75 %b/b dari 0.52 gram ekstrak
etilasetat (Lampiran 3). Keempat fraksi ini diuji aktivitas antioksidannya
untuk menentukan fraksi teraktif.
Permasalahan saya
disini: pada pemisahan Aglikon
flavonoid dari fraksi gulanya dengan partisi menggunakan etilasetat, apakah ada
senyawa lain yang bisa menggantikan etilasetat, kalau ada sebutkan dan
bagaimana mekanismenya, kalau tidak ada, kenapa bsa gak ada, dan kenapa harus
etilasetat???
ada,seperti yang dikatakan pada materi diatas matanol dan dietileter adalah eluen yang bisa digunakan dalam pemisahan aglikon hanya saja eti asetat adalah eluen terbaik dalam proses ekstraksi
BalasHapusBaiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan anda mengapa pada pemisahan Aglikon flavonoid dari fraksi gulanya dengan partisi menggunakan etilasetat, apakah ada senyawa lain yang bisa menggantikan etilasetat, kalau ada sebutkan dan bagaimana mekanismenya, kalau tidak ada, kenapa bsa gak ada, dan kenapa harus etilasetat???
BalasHapusMenurut pendapat saya, dari artikel anda diatas mengenai Isolasi Golongan Flavonoid Pada Daun Dandang Gendis sudah dapat diketahui kenapa yang digunakan adalah eluen etil asetat. Hal ini dikarenakan etil asetat berdasarkan hasil uji golongan flavonoid bernilai positif seperti dapat dilihaat pada (Tabel 4),dengan etil asetat dapat memberikan informasi jenis senyawa flavonoid secara kualitatif pada ekstrak tersebut. Hasil uji menunjukkan warna krem dan kuning ketika ditambahkan pereaksi CH3COOPb dan NaOH,
Etil asetat dapat dianti dengan eluen lain contohnya seperti pada artikel anda yaitu metanol dan dietil eter. Akan tetapi yang digunakan dalam pemisahan aaglikon merupakan eluen terbaik sehingga digunakanlah etil asetat
BalasHapus